Batik : Bukti Nyata Kurangnya Kesadaran Masyarakat akan Pentingnya Budaya


.


2 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Hal ini didasarkan pada penetapan batik sebagai  warisan budaya tak benda (Intangible Cultural Heritage) Indonesia secara resmi oleh UNESCO (United Nation Educational, Scientific , and Cultural Organization) pada tanggal 2 Oktober 2009 setelah perebutan panjang dengan Malaysia.
Tak lama setelah batik kembali menjadi warisan budaya kita, batik menjadi tren fashion di masyarakat. Banyak outlet dan butik batik. Batik tidak hanya digunakan untuk pakaian tapi juga tas dan berbagai aksesoris menarik lain. Namun, apakah kita sadar bahwa batik baru memasyarakat sebagai tren fashion setelah direbut oleh negara lain?
Sebelum terjadinya claim oleh Malaysia minat masyarakat akan batik sangatlah minim. Seperti yang disebutkan oleh mediaindonesia.com baru pada saat diakui oleh UNESCO minat masyarakat akan batik melonjak hingga 40 persen. Hal ini membuktikan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya Indonesia.
Disamping itu kurangnya kesadaran masyarakat akan budaya juga terbukti dengan adanya Hari Batik. Hal ini direalisasikan oleh pemerintah lagi-lagi untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya batik sebagai warisan budaya Indonesia. Terbukti bahwa masyarakat hanya menggunakan batik untuk even tertentu. Banyak yang menganggap bahwa batik hanya cocok digunakan untuk acara resmi. Faktanya meskipun telah direalisasikan hari batik terbukti hanya segelintir orang saja yang menerapkannya.
Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut tentu diperlukan aksi lebih jauh dari pemerintah untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya budaya Indonesia seperti batik. Perlu lebih banyak diadakan pameran atau festival tentang budaya Indonesia supaya masyarakat tertarik untuk menjaga keleestarian budaya bangsa kita.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Ujian Nasional: Perlukah Diadakan?


.


Ujian Nasional tetap menjadi momok bagi pelajar hingga sekarang. Bagaimana tidak, ujian ini menentukan lanjut atau tidaknya mereka ke jenjang selanjutnya. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi kontroversi di masyarakat tentang perlu atau tidaknya diadakan ujian ini. Banyak masyarakat menilai bahwa Ujian Nasional sangat diperlukan untuk dijadikan tolak ukur keberhasilan pendidikan di Indonesia. Di sisi lain banyak yang berpikir Ujian Nasional tidak lagi perlu diadakan karena banyaknya hal negatif dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan data anggaran negara Ujian Nasional yang baru saja dilaksanakan pada tahun 2012 telah menghabiskan dana sekitar 600 Milyar yang didapat dari APBD dan APBN. Dana itu sendiri merupakan hasil dari pajak masyarakat baik kalangan atas, menengah maupun bawah. Hal ini dianggap sangat merugikan masyarakat dan negara memandang minimnya anggaran dan hutang negara yang belum bisa terbayar.
Di samping itu ujian nasional hanya dilaksanakan dalam waktu beberapa hari dengan hanya beberapa mata pelajaran yang diujikan. Hari dan mata pelajaran tersebutlah yang menentukan kelulusan pelajar. Dapat dipastikan bahwa kelulusan hanya ditentukan oleh aspek kognitif siswa padahal tidak semua memiliki aspek kognitif (pengetahuan) yang tinggi. Banyak juga siswa yang memiliki aspek lebih tinggi di bidang psikomotorik(skill) dan afektif (perilaku).
Di sisi lain, sudah terbukti bahwa pendidikan di Indonesia tidak merata. Dapat dibayangkan bagaimana perbedaan pendidikan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya dengan pendidikan di daerah-daerah terpencil seperti Flores dan Papua. Sudah terlihat jelas perbedaannya dan sudah pasti bahwa Ujian Nasional tidak dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pendidikan Indonesia.
Kecurangan yang banyak terjadi dalam Ujian Nasional juga perlu dipertimbangkan. Terbukti banyak sekali kecurangan yang terjadi baik dilakukan siswa maupun guru dalam pelaksanaan ujian. Masih banyak siswa yang membawa telepon genggam meskipun jelas tertera larangannya dalam peraturan, banyak yang membawa kunci jawaban yang tidak diketahui darimana mereka mendapatkannya dan kurangnya pengawasan pengawas.
Dapat dipastikan lebih banyak dampak negatif yang ada dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Pemerintah perlu mengkaji ulang penting atau tidaknya pelaksanaan ujian ini demi peningkatan kualitas mutu pendidikan di Indonesia.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer